Acara bertajuk “Forgotten Voices: Psychosocial Disability Inclusion in Higher Education” diselenggarakan pada Kamis, 19 Desember 2024, pukul 14.00–16.00 WIB, secara hybrid di beberapa lokasi, yakni @america, Pacific Place Mall, Lt.3, Jakarta, dan American Corner Universitas Andalas, Padang. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara @america, American Corner Universitas Andalas, AMINEF, Fulbright Indonesia, dan beberapa organisasi terkait lainnya. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan membahas pentingnya inklusi disabilitas psikososial dalam pendidikan tinggi.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari dua lokasi. Dari Jakarta, hadir Salwa, seorang mentor di Mental Health Advocate dan anggota Indonesian Mental Health Association (IMHA); Dwi Ariyani, International Disability Activist sekaligus Expert di Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD); serta Dr. Siti Nopiyah, S.Ag., M.Sw., dari Center for Students with Special Needs (CSSN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sementara itu, pembicara dari Padang adalah Dr. Antoni Tsaputra, Ph.D., seorang akademisi dan advokat; serta Dr. Rozi Satria Putra, S.Psi., M.Psi., seorang psikolog dan juga kepala Unit Layanan Disabilitas (ULD) Universitas Andalas.

Acara ini membahas tantangan serta solusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan tinggi yang inklusif bagi individu dengan disabilitas psikososial. Para pembicara berbagi pengalaman, perspektif, dan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan aksesibilitas dan kesejahteraan mahasiswa. Melalui diskusi yang melibatkan peserta secara langsung dan daring ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya inklusi dalam pendidikan tinggi, memberikan wawasan baru kepada peserta untuk mendukung mahasiswa dengan disabilitas psikososial, serta membuka dialog lintas disiplin untuk mendorong kebijakan yang lebih inklusif di institusi pendidikan tinggi. Sebagai kesimpulan, acara ini menekankan bahwa inklusi disabilitas psikososial bukan hanya tanggung jawab institusi pendidikan, tetapi juga seluruh pihak yang terlibat, termasuk mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Dengan kerjasama yang solid dan pemahaman yang mendalam, diharapkan tercipta perubahan yang signifikan dalam menciptakan lingkungan pendidikan tinggi yang inklusif, sehingga setiap individu, tanpa terkecuali, dapat meraih pendidikan yang berkualitas dan bermartabat.